Rabu, 02 Oktober 2013

Standard Operating Procedure (SOP) Saat Melihat Api Kebakaran Besar Pertama Kali


A. Klasifikasi Api Pada Kebakaran

1.                Api Kelas A : Disebabkan oleh kayu, kertas, kain, karet dan plastik.
2.                 Api Kelas B : Disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar seperti benzena, alkohol, dll.
3.                  Api Kelas C : Disebabkan oleh listrik
4.                  Api Kelas D : Disebabkan oleh logam

B. Tipe Alat Pemadam Kebakaran

1.            Semprotan air dilengkapi dengan selang karet.
2.            Pemadam api asam-soda berisi larutan natrium bikarbonat dan asam sulfat secara terpisah, saat diperlukan kedua zat ini dicampurkan dan menimbulkan pancaran cairan dan CO2
3.              Pemadam api dengan busa berisi larutan dan senyawa pembuat busa.
4.              Pemadam api gas CO2 berisi CO2 dengan tekanan tinggi.
5.              Pemadam api CTC (Carbon Tetra Chloride), hanya digunakan  di tempat terbuka karena menghasilkan gas beracun.
6.              Pemadam BFC (Bromo Chloro Difluoromethene).
7.              Selimut tahan api yang terbuat dari tenunan serat gelas.
8.              Karung basah.
9.              Pasir Kering dalam jumlah yang cukup.


C. Pemilihan Pemadam Api

1.              Api Kelas A : Semprotan air, CO2, busa, karung basah dan pasir (untuk api yang belum menjalar).
2.              Api Kelas B : Selimut, CO2,BFC, busa, serbuk.
3.              Api Kelas C : Putuskan sumber arus dan padamkan dengan CO2, atau BFC.
4.              Api Kelas D : Serbuk selimut asbes, karung basah.

D. SOP Penanggulangan Kebakaran

  I. Prinsip Pemadaman Api

Api dapat timbul akibat tiga elemen:
1. Bahan mudah terbakar, seperti kertas, kapas, jerami kering, pelarut bertitik didih rendah dll.
2. Sumber panas, dapat disebabkan oleh loncatan api dari pematik dan suhu ruangan yang tinggi.
3. Oksigen

Api akan terbentuk jika dan hanya ketika ketiga elemen tersebut saling melengkapi. Cara memadamkan yang tepat haruslah mengacu pada pengendalian elemen-element pembentukan api tersebut. Atau dengan kata lain memutuskan salah satu dari ketiga elemen tersebut.
 
 II.  SOP Saat Melihat Api Kebakaran Besar Pertama Kali
1.       Tetap tenang, jangan panik berlebihan.
2.  Bunyikan alarm dengan menekan tombol manual call point atau dengan memecahkan manual break glass dan menekan tombol alarm.
3.  Bila tidak ada alarm, dapat berteriak “KEBAKARAN” berulang-ulang untuk memperingatkan orang sekitar agar segera keluar dari gedung yang terjadi kebakaran.
4.  Evakuasi diri sendiri dengan mencari pintu keluar utama atau pintu keluar darurat. Jika pada saat kejadian kebakaran anda berada di lantai atas, segera bergegas untuk turun dan keluar, bukan naik ke lantai yang lebih tinggi.
5.  Beri tahu Safety Representative/ pemadam kebakaran melalui telepon darurat atau handphone pada nomor 021-37391622 (Pemadam Wilayah Tangerang Selatan)

III.  SOP Saat Melihat Api yang Memancar dan Berpotensi Menyebabkan Kebakaran Besar.
1. Tetap tenang, jangan panik berlebihan.
2. Segera cari APAR seperti hydran yang ada di dalam ruangan, kemudian buka cincin yang terdapat pada bagian atas hydran, lepas mulut selang dari pengaitnya. Arahkan mulut selang ke sumber api dan sekelilingnya sambil menekan tuas untuk mengeluarkan isi dari hydran tersebut.
3. Jika sekeliling tidak ditemukan hydran APAR, segera cari sumber air mengalir seperti keran.
4. Tampung air pada wadah dan padamkan api dengan menggunakan air tersebut.
5. Jika tidak ada sumber air mengalir terdekat, segera cari benda yang tidak mudah terbakar dan dapat menghambat aliran oksigen pada api yang menyala seperi karung, keset lantai yang terbuat dari kain tebal, jaket berbahan kulit, atau sepatu dengan sol tebal. Hambat aliran oksigen pada api dengan menutup api dengan benda-benda tersebut.
6. Jika api telah padam, periksa kembali sumber-sumber bahan yang dapat menimbulkan api menyala kembali. Segera laporkan kejadian tersebut kepada petugas setempat.
7. Jika api tidak kunjung padam dan merambat ke arah lain, segera melakukan tindakan sesuai SOP Saat Melihat Api Kebakaran Besar Pertama Kali pada poin II di atas.



Selasa, 01 Oktober 2013

Standard Operating Procedure (SOP) Pencucian Alat Pengolahan Pangan Berbahan Logam

1.      Periksa keadaan alat pengolahan dari kerusakan yang ada untuk menghindari terluka.
2.      Buang sisa cairan yang masih terdapat pada alat ke saluran pembuangan limbah cair.
3.      Buang sisa padatan yang masih terdapat pada alat ke tempat pembuangan sampah organik.
4.    Bersihkan pula padatan yang tertinggal pada sudut-sudut alat dengan menggunakan tusuk gigi atau sikat pembersih botol.
5.     Kerak yang terbentuk akibat pemanasan pati dapat dibersihkan dengan cara perendaman dengan air selama beberapa menit sebelum dicuci dengan detergen.
6.      Lemak yang menempel pada alat dapat dibersihkan dengan cara merendam alat dengan air panas sebelum dicuci dengan detergen.
7.      Bilas alat pengolahan dengan menggunakan air mengalir.
8.      Pergunakan detergen khusus alat makan (food grade) untuk membersihkan alat pengolahan dan spon halus agar tidak mengikis permukaan alat.
9.      Bilas kembali dengan air mengalir hingga sisa detergen berupa busa hilang dan bersih.

10.  Untuk menghindari pengkaratan, keringkan segera alat pengolahan pangan berbahaan logam dengan menggunakan lap bersih atau tissue sekali pakai.

Senin, 19 Agustus 2013

Standard Operating Procedure (SOP) Penggunaan Laboratorium Pengolahan Pangan



1.       Sebelum menggunakan laboratorium pengolahan pangan untuk research center (bukan kegiatan praktikum mahasiswa), pengguna laboratorium diwajibkan mengisi data pengguna laboratorium harian.
2.       Pengguna laboratorium diharuskan membaca SOP penggunaan Laboratorium dan memahami prinsip bekerja aman di dalam laboratorium.
3.       Selalu pastikan ventilasi, exhaust fan, saluran air dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) dalam keadaan baik dan berfungsi.
4.       Selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat hendak melakukan kegiatan analisis apapun di dalam laboratorium pengolahan pangan.
5.       APD yang dimaksud meliputi; jas laboratorium, alas kaki yang menutupi seluruh permukaan kaki, masker dan penutup rambut jika diperlukan.
6.       Jas laboratorium yang dipergunakan adalah jas khusus untuk kegiatan pengolahan pangan saja. Tidak diperbolehkan menggunakan jas yang sebelumnya dipakai pada laboratorium kimia dan mikrobiologi.
7.       Tidak diperkenankan untuk memakai perhiasan  seperti cincin, gelang, kalung dan jam tangan di dalam laboratorium pengolahan pangan.
8.       Sebelum melakukan aktifitas di laboratorium pengolahan pangan, luka yang terdapat pada anggota tubuh yang terlihat seperti di tangan dan wajah, harus ditutup dengan menggunakan plester khusus luka.
9.       Selalu mencuci tangan sebelum memulai dan selesai beraktifitas di dalam laboratorium pengolahan pangan dengan air mengalir dan bahan sanitasi tangan.
10.   Selalu membaca label bahan makanan atau bahan tambahan makanan dan memahami takaran aman pada label bahan sebelum dipergunakan.
11.   Selalu membaca Standard Operating Procedure (SOP) sebelum menggunakan alat-alat pengolahan pangan.
12.   Selalu membaca prosedur pengolahan/analisis sebelum melakukan kegiatan di dalam laboratorium pengolahan pangan.
13.   Selalu memahami dan waspada akan bahaya kontaminasi silang pada saat melakukan pengolahan/ analisis.
14.   Selalu memahami dan waspada saat menggunakan sumber panas yang berasal dari gas seperti kompor, oven dan autoklaf. Jika terjadi kebocoran yang ditandai oleh bau gas LPG, segera matikan sumber api.
15.   Tidak diperbolehkan untuk bercanda dan bermain menggunakan alat apapun yang ada di dalam laboratorium pengolahan pangan.
16.   Bersihkan kembali alat pengolahan setelah digunakan dengan air mengalir dan sanitizer food grade yang telah tersedia.
17.   Alat pengolahan yang dipergunakan untuk analisis/pengolahan merupakan tanggung jawab pengguna laboratorium pengolahan pangan pada saat analisis/pengolahan berlangsung. Jika terjadi kerusakkan pada alat, wajib melapor petugas laboratorium.
18.   Jika terjadi kecelakaan kerja di laboratorium, segera lapor kepada petugas laboratorium dan menghubungi pihak medis jika terjadi luka atau cidera.
19.   Bekerja di laboratorium selalu ada kemungkinan terjadi suatu kecelakaan, satu-satunya jalan untuk menghindarkan kecelakaan adalah bekerja dengan hati-hati selama mengerjakan sesuatu.

Standard Operating Procedure (SOP) Mencuci Alat Gelas Laboratorium





1.      Pisahkan alat gelas yang rusak atau pecah dengan alat gelas yang masih baik keadaannya. Alat gelas yang tidak layak pakai karena pecah harus di buang langsung ke dalam tempat sampah anorganik.
2.      Buang sisa larutan yang masih tersisa ke dalam tabung/botol khusus pembuangan limbah cair.
3.      Jika terdapat sisa padatan, dapat di bersihkan dengan sudip logam kemudian buang ke dalam tempat pembuangan limbah padat.
4.      Bilas alat gelas dengan air mengalir dan bersihkan dengan sikat tabung reaksi.
5.      Gunakan larutan deterjen tidak lebih dari 2% untuk membersihkan alat gelas tersebut kemudian bilas kembali dengan air mengalir.
6.      Untuk sisa noda besi, dapat dibersihkan dengan larutan HCl 50%
7.      Untuk noda permanganat dapat dibersihkan dengan campuran larutan H2SO4 3% dan H2O2 3%.
8.      Untuk kerak dari kapur dapat dibersihkan dengan menggosokkan kapas yang dibasahi dengan larutan asam H2SO4.
9.      Setelah bersih, bilas kembali alat gelas dengan akuades.
10.  Untuk pipet, pencucian dilakukan dengan pembilasan dengan air mengalir beberapa kali dan dilanjutkan dengan pembilasan menggunakan akuades.
11.  Alat gelas dapat dikeringkan dengan oven di bawah suhu 60oC untuk menguapkan sisa air di dalamnya atau ditiriskan pada rak peniris.
12.  Untuk alat ukur gelas volumetrik seperti labu takar, labu ukur, serta pipet volumetrik tidak diperkenankan untuk dikeringkan ke dalam oven.
13.  Alat gelas yang terkontaminasi harus dipisahkan dan dilakukan sterilisasi terlebih dahulu seperti merendamnya dengan larutan desinfektan atau dilakukan sterilisasi autoklaf setelah pencucian terpisah.
14.  Letakkan alat gelas yang sudah bersih dan kering berdasarkan bentuk dan ukuran masing-masing alat.
15.  Untuk alat gelas yang akan digunakan dalam analisis dengan HPLC dan GC, disarankan utuk menggunakan lap anti gores serta deterjen non-perfumed dan non-SLS (Sodium laureth sulfate) untuk pencucian. Serta keringkan dengan menggunakan lap anti gores bersih.